Name:
Location: Indonesia

Friday, January 06, 2006

Lingkungan Bising, Anak Sulit Bicara

Lingkungan Bising, Anak Sulit Bicara

Bila si kecil memerlukan waktu yang lebih lama untuk bicara, mungkin ini disebabkan karena keadaan lingkungan sekitarnya yang tidak mendukung. Lingkungan yang bising, misalnya karena suara televisi yang keras atau di tempat penitipan anak, dapat membuat si kecil terhambat perkembangan bicaranya. Karena si kecil tidak dapat mendengar kata yang diucapkan dengan lingkungan yang ribut , kecuali kata yang diucapkan itu jauh lebih keras dibanding kebisingan yang ada.

Penelitian yang dilakukan oleh ahli di universitas Maryland, dengan 100 bayi kecil yang berusia 5, 9 dan 13 bulan. Penelitian ini untuk melihat bagaimana reaksi bayi terhadap suara seorang wanita yang memanggil nama mereka atau nama-nama yang tidak dikenal dengan lingkungan yang bising.

Bayi-bayi itu akan memberi perhatian lebih lama saat nama mereka dipanggil ketika suara tersebut lebih keras dibanding dengan kebisingan yang ada. Bahkan ini terjadi juga pada si kecil yang berusia paling kecil. Tapi ini hanya terjadi saat kebisingan lingkungan tidak lebih keras dibanding dengan suara panggilan terhadap nama mereka masing-masing.

Pada bayi usia 5 bulan, mereka baru memberi perhatian pada suara yang memanggil mereka jika suara lingkungan sekitar yang menyerupai suara di restoran yang romantis, dengan suara sekitar yang lembut dari pembicaraan yang intim dari tamu restoran. Tapi bila lingkungan sekitarnya dengan kebisingan dua kali lipat, seperti lingkungan pada restoran siap saji, si kecil tidak dapat mengisolasi suara yang memanggilnya.

Pada usia si kecil menginjak 13 bulan, si kecil lebih baik dalam memisahkan antara suara yang memanggil dari lingkungan yang bising.

Kesimpulannya, jika si kecil menghabiskan banyak waktu di lingkungan yang bising, entah dari suara televisi, radio, mesin dan sebagainya, dengan tingkat kebisingan yang tinggi, akan membuatnya mengalami keterlambatan dalam berbicara.

Sumber: Jurnal Developmental Psychology

0 Comments:

Post a Comment

<< Home